Rabu, 07 September 2011

FRONTAL BINALS

Dikesempatan kali ini gua mau ngenalin sebuah orkes musik yang gua dan rekan satu blog gua singgahi saat ini. Yap, FRONTAL BINALS. Itu nama dari orkes musik kepunyaan kita.


Kenapa pakai nama itu ?

Jadi gini, kebetulan gua sendiri yang ngasih usul untuk memakai nama itu. Terlepas dari konteks sebuah kalimat kuno "apalah arti sebuah nama", gua menginisiatifkan memakai dua kata tersebut, FRONTAL dan BINAL. Karena gua menyadari kita-kita orang ini adalah generasi yang terlahir ketika penggunaan pola kata-kata 'binal' (ya taulah apa aja itu) sudah terlontar dengan agresif tanpa ada rasa canggung, bisa dibilang blak-blakan (Frontal). Ini bukan promosi iklan dari provider lho yak. Btw sudah dapet dipahami kan ? Kalo belum paham, yaudslah gua pake tuh kalimat APALAH ARTI SEBUAH NAMA. Haha.

Terus kenapa dikata BINALS-nya ada huruf 'S' ?

Kenapa gua nyisipin huruf S diakhir kata ? Mau tau alasannya ? Mau tau ? Jamaah Ohh Jamaah .. Yap, itu cuma sebagai bumbu pemanis, biar terdengar kebarat-baratan gitu. Haha.

Tak Kenal, Maka Tak Binal

Sebelum berlanjut ke cerita tentang orkes berantakan ini, ada baiknya kali ye kalo gua kenalin dulu siapa aja pelaku dibalik pabrik polusi udara ini. Cekiprot !

Laki-laki lasut ini bernama ADHITYA ARDI NUGRAHA. Yap, dia temen satu blog gua, yang biasa dikenal dengan panggilan Kang Adhit. Ngapain dia disitu ? Itu pertanyaan bagus, buat apa peternak semut bako dan bidan delima ini ada di dalam band tersebut? Yap, karena kita butuh pengisi suara. Bukan sebagai pemegang mikropone terus mengumbarkan suara dipinggir jalan demi pembangunan mushola lho ya, dia sebagai vocalist. Kebagusan yak kalo pake kata vocalist, sinden aja oke. Emang suara dia bagus ? Pertanyaan bintang lima. Good. Itu dia kelebihannya, biar tampang begitu tapi suaranya ... bikin kucing tetangga hamil. Haha. Kita engga perlu sinden yang suaranya merdu, karena kita main musik sesuka udel sendiri. Yang penting asoy !


Jangan takut, dia bukan zombie. Pria ini memiliki nama SETO ATMOJO. Bujang kelahiran Batam ini adalah yang paling di-TUA-kan. Keliatankan tampangnya. Disini dia berperan sebagai pemain gitar latar. Yap, sebagai guide dalam musik orkes ini. Dulu dia suka lagu-lagu melayu, tapi setelah jadi TKI di Zimbabwe dia insyaf dan mau ikut meramaikan orkes ini dengan cuma-cuma. Bayangkan, cuma-cuma.





Yap, yang selanjutnya itu ya gua sendiri ADAM FACHRI ARDIAN. Disini gua bertugas sebagai pengisi gitar kedua. Gitar yang ditugasin ngisi-ngisi harmonisasi dalam menyampah. Haha. Karena gua engga jago maen lead, alhasil gua kasih aja sedikit demi sedikit sajian bumbu rendang didalamnya. Ditambah tempelan koyo cabe cap onta betina.






Next, ya next. Oh ini ya. Yeah, pemuda satu ini adalah personil termuda. Emang sih mukanya boros. Haha. Piss Benx. Nama lengkap doi itu BAMBANG PURNOMO SIDI. Jawa abis kan namanya, yaiyalah lahirnya aja di Jepang. Pemuda yang gila akan percintaan ini diberi wewenang sebagai pembetot bass. Yeah, pembetot. Terdengar kaya bencongisme. Tapi makhluk ini engga kok. Gak perlu khawatir.





Dan engingeng, lelaki separuh buaya ini. Maksudnya baya ini bernama EKKI HARTADI. Gua bahas secara singkat aja ya riwayat tentang beliau, karena begitu banyak problematika dalam hidupnya. Seperti kasus mutilasi sampai minum obat gosok. Pria ini asal Bogor, dia rela ditugaskan untuk menabuh drum menjadi sesuatu yang menambah gairah walau terdengar sepeti onarnya tabuhan topeng monyet. But, Thats great !







Ini sebenernya proyekan gua sama adhit di akhir tahun 2010 lalu, bosen sama aktifitas kuliah yang gitu-gitu aja. Msauk rajin tapi gak pernah dapet gaji. Akhirnya nyangsang dibawah pohon kampus sambil genjrang-genjreng gitar nyanyiin lagu-lagu bodornya The Panas Dalam. Gak berkembang buat duo, akhirnya rubah haluan buat bikin band. Nah disitu keingetan sama wajah purbanya Seto dan Ekki. Terbesitlah sudah untuk mengajak mereka.

Beberapa bulan berlalu, kita ber-4 udah keluar masuk studio. Waktu itu bawain lagu-lagunya Harapan Jaya. Band bandung jaman kita waktu masih SD atau SMP. Pada saat itu juga kita udah ngeracik dua lagu alakadarnya buat dimaenin dan dirombak sesuka pantat. Ngerasa masih ada yang kurang dimusik, ternyata eh ternyata butuh pemain bass. Biar lebih ada jedagjedug-nya. Haha. Dengan rayuan ala koboi kucai, terbujuklah si Bambang a.k.a Benx buat gabung.

Dan berjalanlah kami sampai sekarang dengan materi lagu yang lumayan mumbul jumlahnya. Main musik Rock N' Roll Average sesuka hati. Kenapa gua tambahin kata average, karena kita biasa aja. Haha. Untuk saat ini kita baru track satu lagu, maklumlah banyak keterbatasannya. Dibilang ada juga jarang keliatan, dibilang gak ada tapi engga bubar. Inilah kondisi yang ada saat ini. Hibernasi.

Jam terbang yang kita punya juga belum begitu banyak, jadi jangan heran kalo gak kenal bahkan dikenal. Tapi doakan saja agar orkes ini gak akan pernah usai. Karena musik itu gak mati dan kami bermain sesuka hati.

Untuk mendownload lagu kita, bisa kunjungi link ini dan unduh Kala Senja Margonda !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar