cortesy : pasang.com |
Lagi-lagi saya bernostalgia, karena saya rasa gak ada masa-masa yang ngangenin ngelebihin masa waktu kecil dahulu. Bener kan ? Oke langsung saja ke masalahnya. Jadi gini, waktu itu dikomplek saya sedang rame-ramenya becak mini berkeliaran, tentu ditunggangi oleh orang-orang mini juga (anak-anak). Kenapa tiba-tiba bisa muncul becak mini ? Bukan sulap bukan sihir, ini bukan ulah Demian ataupun juga Deddy Corbudzier. Tapi ini sampingan dari salah satu kang sayur komplek yang membeli banyak becak mini, lalu menyewakannya kepada anak-anak yang ingin merasakan sensasi gila dalam berbecak ria. Melihat fenomena ini tertarik sudah kemauan saya dan teman-teman untuk turut serta menyewanya. Sekedar alur mundur, sebelumnya becak mini ini sudah muncul terlebih dulu di komplek orang, saya dan endi teman saya pun pernah mengarungi komplek lain hanya untuk menyewa becak tersebut. Dasar bocah.
Kamipun berangkat ke tempat penyewaan beramai-ramai (kalo gak salah empat apa lima orang, lupa euy). Manusia sebanyak ini bukannya nyewa becak dua, malah satu, tumpuk menumpuk yang pasti terjadi, maklum harga sewa becak tersebut cukup mahal, jadi kami memutuskan untuk patungan rame-rame deh. Sebelum mendapatkan becak tersebut kami harus menuliskan alamat rumah, ini dibutuhkan si akang untuk “menyantroni” apabila sudah habis masa sewa tetapi becaknya belum kembali. Alhasil dengan otak iseng kami mengisi alamat kami dengan alamat orang lain, dengan tujuan kami yang melakukan, orang lain yang bertanggung jawab. Nah akhirnya langsung dapet juga nih becak, padahal ada juga yang kadang harus menunggu karena becah sudah habis disewa.
Kamipun menggoes secara bergantian, sambil terbahak-bahak melintasi jalanan utama komplek kami. Terkadang ada yang berdiri mengikuti adegan titanic, ataupun meniru gaya-gaya bak artis di tipi. Untungnya bukan gaya bak mandi. Setelah lumayan lama kami menggelandang becak, ada mungkin setengah jam. Disaat itu saya sedang kebagian tugas untuk menggoes becak, saya giring becak itu ke dalam gang. Goes sekencang-kencangnya, tiba-tiba ada celetukan dari teman saya “tutup mata dam, biar canggih !!”, enggak tau terhipnotis atau apa, sayapun menuruti suara itu. Becak masih terkontrol untungnya. Tidak lama kemudian ada suara lagi yang menyusul “lepas tangan dam, biar kaya ditipi-tipi !!” celetuk suara itu memberi masukan.
Tanpa memikirkan akibat yang dihasilkan, saya kembali menuruti perintah itu. Alhasil tepat diujung gang, becak membantingkan stang dengan cepat ke arah kanan, disana juga tepat berdiri dengan gagah tempat sampah yang terbuat dari beton. Layaknya bola bowling menghajar pin-pin dihadapannya, begitu juga nasib kami. Dengan keras becak tersebut menghantam tempat sampah, sehingga membuat becak dan penumpangnya luluh lantah. Benar-benar mental. Lucu memang apabila saya bayangkan kembali keadaan saat itu. Ada yang nyunsep, ada yang terkapar dan berbagai pose lainnya. Anehnya bukannya nangis karena lumayan juga luka yang terbentuk, malah tertawa sambil ngatain kebodohan masing-masing. Bodoh.
Kisah becak mini ini benar-benar sebuah hal yang tidak akan terlupakan, ada saja kegiatan ekstrim yang kami lakukan dan itu tidak membuat kami kapok untuk melakukannya kembali.
Oleh : Bang Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar