Rabu, 16 Februari 2011

Apa Lentera Jiwamu ?

Terinspirasi -> Nugie – Lentera Jiwa

Sewaktu saya TK, saya mempunyai cita-cita sebagai seorang polisi, seiring waktu berlalu dan sampainya saya duduk dibangku SD. Angan tersebutpun ikut berlalu, tersapu masa. Sehingga tercetus sudah keinginan untuk menjadi seorang insinyur, kata-kata ini keluar saat ada seorang guru saya yang menanyakan perihal cita-cita saya kelak. Saya rasa ini hanya cetusan seorang bocah yang belum mengerti susahnya arus hidup sekarang ini. Lain hal lagi sewaktu saya sudah beranjak ke Sekolah Menengah Pertama, ada sebuah angket, entah itu angket apa. Mungkin psikologi yang menanyakan hal serupa, dengan hati sumringah dan tanpa mengetahui silsilah dari profesi yang saya lontarkan, saya mengisi dengan kata Diplomat.

Begitu juga sewaktu saya menjajaki lantai menengah atas, sehubungan dengan berkembangnya pola pikir. Dan tersentuhnya diri saya pada percabangan penjurusan bidang terapan IPA / IPS, begitu juga yang terputar dalam otak saya. Tetapi saya memilih untuk menikmati saja masa yang orang bilang paling menyenangkan. Tepat tiga tahun berlalu, disaat itu juga saya kembali harus memilih tentang bahtera yang akan membawa saya ke masa depan yang cerah, itu jikalau saya tepat dalam menentukan. Tetapi skenario hidup berkata lain. Saya sempat mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri dan seperti dugaan saya, tidak lolos. Itu dikarenakan sifat malas mutlak yang saya miliki.

Tersandung kondisi seperti ini alhasil saya terlempar ke suatu universitas besar ditempat tinggal saya. Kembali lagi saya harus memilih, saya tidak heran karena hidup itu adalah sebuah pilihan. Disini saya tekankan, benar memang hidup ini sebuah pilihan. Tetapi hal yang kita pilih itu haruslah senada dengan apa yang benar-benar kamu sukai. Bukan memilih sesuatu hanya dengan menyuruh otak menggerakkan tangan tetapi tidak untuk menyuruhnya berfikir jauh. Alhasil seperti apa yang sedang saya rasakan saat ini. Terjebak dalam dunia yang jauh dari kata saya mengerti. Saya tidak menyalahkan ini adalah sebuah kelalaian orang tua saya, karena justru orang tua saya memberikan sebuah kebebasan saya untuk memilih. Kata kecerobohan itu yang membawa saya ke lembah hitam yang pelik untuk bisa saya pecahkan.

Saya senang bermusik dan hal-hal berbau seni, saya tidak menguasai ilmu komputer ataupun sesuatu hal yang berbau komputer. Tetapi apa yang saya lakukan, saya memilih untuk mengambil ilmu terapan itu. Ya ilmu komputer. Yang sampai saat ini masih rancu untuk dapat berkecimpung didunia kerja, padahal tuntutan hidup saya sangat banyak. Saya anak pertama, saya mempunyai tiga orang adik yang kelak menjadi tanggungan saya. Hal ini terjadi karena saya terbawa oleh bisikan orang-orng yang berkata, lulusan ilmu komputer sedang banyak dicari perusahaan. Fakta itu memang benar adanya. Tapi apakah sesuatu teori, apabila kita ikuti tetapi tanpa rasa akan menghasilkan sesuatu yang manis. Tidak akan terjadi.

Ini sebabnya saya ingin memberikan percerahan kepala kalian yang membaca artikel ini agar dapat benar-benar memiliki suatu pilihan yang harmonis dengan hati. Karena melakukan hal yang kalian sukai itu lebih asik dibandingkan dengan sesuatu yang tiba-tiba hinggap sesaat, tetapi sesat untuk kedepannya. Ingat, kehidupan kalian, tentu kalian yang menjalani, bukan orang lain.

Oleh : Bang Adam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar