Yeeeee .. aaaaa .. yeeeee .. aaaa ..
Maap banget nih untuk kawan-kawan sekalian, gua baru bisa update sampahan gak mutu lagi. Maklum, semenjak "terbuang" dari akademik secara resmi, gua lagi ngejalanin sebuah misi rahasia. Jadi waktu gua habis tersita buat menindas kejahatan didalam pasar. Untuk penjelasan tentang kegiatan gua saat ini, kita jadikan siaran tunda terlebih dahulu.
Nah, untuk postingan saat ini. Gua mau bercerita tentang salah satu sifat "najong" gua. Yap, seperti judul dari postingan ini. GUE SEBUAH WACANA. Pasti kalian enggak paham dengan apa yang lagi gua obrolin sampe mulut berbusa. Okelah kalo gitu, sudikanlah diri kalian untuk mempersilahkan saya menjelaskan akar permasalahan yang timbul dikubu PSSI. Bukan, ini tentang diri gua.
Kita mulai dengan arti 'wacana' secara garis besar, yang punyanya kecil jangan tersinggung. Wacana. Apa itu wacana ? Ya kamu yang duduk paling belakang, coba jawab. Benar sekali. Wacana itu bisa dibilang sebuah cerita yang enggak jelas endingnya. Itu menurut gua, tapi gak tau deh kalo menurut Jama'ah lainnya. Terus kenapa dengan gua yang disangkut pautin dengan wacana ? Untuk masalah itu pasti gua jelasin, tapi plis kalian tetap tenang. Yang bediri paling depan jangan main dorong-dorongan, kasian tuh Adit. Udah jelek, keinjek-injek. (Maap Kang).
Ini dimulai dari ucapan gua kepada lingkungan sekitar. Maksud lu, lu ngomong sama pohon dam ? Bukan. Jangan sangkut pautkan pohon kecapi dengan masalah ini. Yap, kebiasaan buruk gua itu selalu berbicara atau melontarkan kalimat-kalimat wah yang enggak bisa gua buktikan. Kaya misalnya, "Eh gua mau mindahin pulau jawa kesebelah Papua dong, pake dayung gitu !" Itu misalnya gua ngomong ke temen gua. Dari sini bakalan jelas gimana endingnya. Sampe botak sariawan juga gak akan pindah tuh pulau lu dayung. Ya misalnya seperti itulah wacana yang gua buat. Malahan sampe ada sebuah wacana sepele, eh gua juga gak bisa wujudkan. Payah.
Setelah pake sampo pantene, gua akhirnya tersadarkan akan sifat buruk yang gua punya ini. Betapa bodohnya, layaknya keledai perkasa yang minum kuku bima setiap pagi. Guapun sangat teramat ingin mencoba berubah untuk tidak berbicara banyak terlebih dahulu sebelum ada hasil yang dapat dipamerkan ke khalayak ramai. Gua mau apa yang gua ucapin itu emang bener-bener melahirkan sebuah hasil. Gua bakalan berjuang keras terlebih dahulu untuk dapat mencapai mufakat. Maksud lu musyawarah dam ? Bukan.Culun. Temen gua banyak yang berkomentar pedas. Gua sakit. Gua terluka. Gua galau.
Kebiasaan buruk memang sulit untuk dihilangkan begitu saja, tapi kita bisa mengurangi kadar buruknya sedikit demi sedikit kawan !
Rhoma Irama - Doa dan Perjuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar