Dulu semasa belia saya, selepas saya SMA, setelah saya melaksanakan UAN, delapan belas sudah umur yang saya miliki. Ketika itu turun perintah dari ibunda untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berhubung terjadi kelemahan pada otak saya sehingga muncul keyakinan saya yang teramat tinggi untuk tidak mungkin mendapati peruntungan pada universitas negeri. Bergulirlah saya ke sana, dimana sekarang saya memiliki civitas untuk mendapati sebongkah map besar berisikan kumpulan kertas yang mereka sebut formulir. Alhasil berlayarlah saya mengayun pelan dayung pendewasaan pengetahuan disana.
Saya senang dimana saya harus bangun pagi untuk berada dilingkup kampus tepat waktu agar tidak mendapat hukuman pada saat ospek berlangsung dengan kepala dalam keadaan rambut setebal satu sentimeter. Saya senang dimana ketika saya harus menyanyikan mars wajib dibawah pimpinan seorang senior. Saya senang dimana saya harus berpanas-panasan menunggu acara ini selesai. Hari itupun berlalu dengan hasil almamater berhasil saya panggul dipundak. Saya senang ketika hari pertama kali kuliah, itu bertepatan dengan bulan Ramadhan. Saya senang ketika saya diperintahkan salah seorang dosen untuk memperkenalkan diri sampai domisili saya. Saya senang ketika saya mendapat teman pertama didalam ruang kelas saya. Saya senang dapat duduk dikursi yang berbeda dengan kursi saya beberapa bulan sebelumnya.
Saya bahagia ketika saya mendapati istirahat pertama saya sebagai seorang mahasiswa. Saya bahagia walaupun harus berpindah-pindah lantai dan gedung untuk mendapati dosen yang sesuai didalamnya. Saya bahagia ketika saya mencetak sebuah kartu yang berisikan mata kuliah saya di semester awal. Saya bahagia ketika harus memfotokopi bahan kuliah yang mengharuskan saya mengocek kantong untuk merelakan rupiah tersebut menjadi puluhan kertas. Saya bahagia ketika saya mendapati kuis di setiap semesternya. Saya bahagia ketika saya semakin banyak memiliki teman disana. Saya bahagia ketika saya hanya dapat mengisi perut saya dengan makanan seadanya karena uang jajan yang sudah menipis.
Saya rela ketika saya harus mendorong motor saya keluar kampus ke arah bengkel berada karena ban bocor. Saya rela ketika saya bergegas ke kampus tetapi tidak melakukan apapun karena dosen tidak dapat hadir. Saya rela disaat saya membolos dari perkuliahan karena rasa malas benar-benar sudah membabi buta. Saya rela ketika saya harus pulang larut karena saya asik bermain di kosan teman. Saya rela ketika saya harus menempelkan jemari saya di atas mesin ketik. Saya rela ketika saya diusir dari dalam ruangan karena ada yang tidak sesuai pada diri saya. Saya rela ketika saya harus mengalah untuk keegoisan kawan. Saya rela ketika saya menyayangi teman-teman saya. Saya rela harus menguras isi dompet untuk mentraktir teman.
Saya ikhlas dimana saya harus dicontek ataupun mencontek ketika ujian berlangsung.
Saya ikhlas tidak berada di dalam kelas secara rutin ketika ujian tengah semester telah di lewati. Saya ikhlas ketika saya harus bercanda dan mengobrol ketika dosen sedang menerangkan. Saya ikhlas ketika saya membuat teman saya cemberut ataupun marah karena ulah yang saya buat. Saya ikhlas ketika saya mendapat nilai lebih buruk dari teman saya. Saya ikhlas memiliki IP hampir memasuki kepala tiga. Saya ikhlas ketika saya harus memainkan gitar dan bernyanyi dilingkungan kampus. Saya ikhlas ketika saya harus menghibur teman saya yang bermuram durja. Saya ikhlas ketika saya bolak-balik ke kosan teman-teman saya untuk menghasilkan kumpulan tulisan yang berbatas semester. Saya Ikhlas ketika saya diharuskan membuat penulisan ilmiah yang menguras materi maupun tenaga. Saya ikhlas ketika saya dihadapkan dengan dosen pembimbing untuk melancarkan perjalanan saya untuk sidang diploma. Saya ikhlas ketika saya harus mempresentasikan kumpulan kata-kata saya yang tersusun rapih dengan beberapa bab.
Saya bangga berada dibawah atap bersama kalian dan saya bangga bisa berada dekat diantara kalian.
Oleh : Bang Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar