Waktu itu tanggal enam dibulan januari ditahun yang baru ini, puluhan ember maupun wadah yang dapat menampung air berserakan ditempat cucian sampai kamar mandi dirumahku. Fenomena ini sudah berlangsung sejak kemarin, saat dimana ada pengumuman tentang pemutusan air PAM untuk sementara, mungkin airnya lagi beku jadi gak mau ngalir atau lagi ngambek karena sudah jenuh tiap hari kerjaannya cuma mengalir aja. Mana saya tau masalah pribadi dia, yang pasti ini membawa dampak buruk bagi kehidupan saya. Hal ini katanya berlangsung selama tiga hari. Dalam lingkup waktu yang sudah ditentukan hanya ucapan ibunda yang selalu saya ingat “Pakai air seperlunya aja, jangan boros. Mandi pagi aja, sore gak mandi juga gak apa-apa. Keadaan darurat”. Yaa sejujurnya sih emang saya mandi cuma pagi doang setiap harinya, bahkan kalo libur tiba tidak mandi seharian dengan alasan tidak ada acara keluar rumah.
Sudah-sudah jangan membicarakan masalah kejorokan saya, tapi saya tetap wangi kok, sumpah deh. Kembali kita ke problematika yang sedang saya hadapi saat itu. Hari ini, hari kamis ini sebenarnya ada jadwal kuliah, tetapi memang setan selalu menang untuk masalah ini jadi saya pastikan saya tidak berada pada tempatnya disaat dosen mengajar. Sudah pukul sembilan pagi, tampungan air sudah menipis ini dikarenakan ibunda dan adik-adik saya sudah memakainya sejak pagi. Hah demi mengirit air sampai hari esok alhasil saya pergi saja ke kosan teman, dengan niatan menumpang mandi. Dengan kondisi kucel and the kumel saya melintasi jalan raya. Akhirnya sampai di kosan Fachri, hmm melihat keadaan bak mandinya yang terisi penuh langsung saja saya tergiur segera mengeluarkan perlengkapan mandi dan langsung bersafari didalam sana.
Segar sekali air ini, hanya itu yang saya pikirkan. Saya juga merasakan lengket tubuh saya meluntur karena bilasan air-air ini. Saya juga bisa membuang isi perut saya yang sudah saya tahan sejak kemarin malam, disini saya bisa leluasa memakai air. Bisa nyanyi-nyanyi lagi sambil main air, bisa ‘nongkrong’ sepuasnya, gak kaya dirumah untuk saat itu. Persetan deh sama gunjingan teman yang melihat saya menumpang mandi, yang penting tubuh saya dapat segar kembali, karena sumber air sudekat. Dan ketika jumat pagi datang, wuih begitu lancarnya air yang keluar dari mulut keran, tentu ini dapat merubah nasib saya untuk pagi ini, tidak seperti kemarin. Enggak kebayang deh kalau fenomena ini berlangsung dalam jangka waktu yang teramat panjang. Bisa tertera tanggal kadaluarsanya dah dibadan saya. Saya juga tidak menyesal memakai air PAM walaupun kadang-kadang muncul keadaan seperti ini. Di banding menggunakan jet pump, mengkonsumsi air PAM itu sudah mendukung perlakuan baik terhadap tanah.
Karena air PAM itu berasal dari gunung, sedangkan menggunakan jet pump kita menyedot air dari dalam tanah yang ujung-ujungnya bisa mengakibatkan pengikisan pada tanah. Gak kebayangkan kalau tanah rumah kalian tiba-tiba ambles. Ngeri lho !
Oleh : Bang Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar