Hari ini senin pertama di tahun 2011, hari ini juga saya mempunyai kegiatan wajib yaitu berkuliah, bermahasiswa dan bersosialisasi dengan mereka yang menganggap dirinya naga. Hehe (baru pernah ketawa). Ya tak apa laa, mencoba untuk tampil lebih gurih dan santai dalam menulis. Kita lanjut lagi, naga itu ungkapan dari mereka untuk diri mereka sendiri. Memang gila anak jaman sekarang, manusia kok dibilang naga. Hari ini dengan terpaksa saya menggas si Tamara ke arah utara, ke kampus kelapa dua, yang mahasiswa setempat bilang kampus E. Sebenarnya saya ke kampus hanya ingin memberikan empat lembar kertas muka tulisan ilmiah saya kepada dosen pembimbing yang saya miliki, sembari menemani kawan saya untuk bimbingan. Jadi aja saya memberangkatkan diri, tapi sebelum saya menempatkan pantat motor tepat pada parkiran kampus, saya mampir terlebih dahulu ke ruko dokter kulit langganan ibunda untuk membeli obat titipan ibunda, maklum beliau kan wanita karir jadi tidak sempat untuk ke sana kemari sembarang waktu. Sombong.
Selepas saya mendapatkan apa yang saya cari di ruko itu, langsung saya meluncur ke TKP selanjutnya untuk melancarkan tujuan awal. Bergulir sudah roda ukuran lumayan kecil ini menyusuri jalanan lapang jantung kota Depok, ya benar Margonda. Setelah melewati gerbang Depok saya mengambil arah bawah jembatan lalu melengkung ke arah kanan, lalu lempeng saja ke depan pasti lewat kampus saya. Langsung saja saya parkir, menyisipkan motor saya diantara motor-motor lainnya. Saya hampiri si naga-naga itu, jumlah mereka tidak sebanyak biasanya, mungkin males untuk melangkah ke sini, ke kampus. Setelah lumayan membuang waktu bersama mereka, akhirnya saya berangkat untuk misi selanjutnya tetapi saya mendapati dosen pembimbing saya di kampus G. berangkatlah saya ke kampus tetangga.
Ciiiiaaaattttt … !!! Langsung aja lompat kepermasalahan yang ada, jadi begini sewaktu saya kembali menginjak kaki saya di kampus awal, saya merangkak ke arah parkiran untuk menculik motor saya dengan niat melanjutkan sisa waktu hari ini ke kosan kawan. Setelah saya mendapati motor saya, memulai saya untuk menungganginya, dari belakang terdengar suara lelaki yang tidak sabar untuk menunggu saya untuk segera mengeluarkan motor saya, dia tidak sabar untuk mengantri rupanya. Ketika saya tengok ternyata dia (kawan kelas lain), saya kira siapa. “iye tunggu sebentar” sahut saya mengingatkan. Mendorong motor saya dengan kaki saya ke depan ke arah seharusnya, lalu Sreeeekkk !!!! akh apa yang baru saja terjadi, suara asing apa itu yang baru saja saya dengar.
Setelah si Boleng (kawan yang tadi tak sadar mengantri) lewat, saya longok ke arah sumber bunyi itu bermuara, dan ternyata terdapat lubang yang tidak beraturan dan cukup besar pada selangkangan celana saya. Ini salah satu celana yang sangat saya sukai, ini celana yang sudah hampir empat tahun menemani saya bergaul di seantero kampus. Ini benar-benar sangat memalukan, hanya udara dingin yang saya rasakan sewaktu saya berada dijalan. Angin sekitar tidak jarang untuk sekedar mampir bersikulasi tepat pada lubang besar yang baru saja terbuat karena faktor betotan keras oleh otot paha saya. Hah hanya rasa haru yang menghiasi sanubari ini selama diperjalanan ke arah jalan pinang. Sesampainya di kediaman sementara Fachri, saya jenguk kembali keadaan celana saya yang saya rasa parah dia memiliki luka. Pasrah dan sabar yang tersirat dibenak saya, Tuhan pasti memberikan solusi untuk perkara ini. Ya Allah tunjukkan kebesaran-Mu pada celana kesayangan ku ini. Amien.
Dan satu lagi, untuk saat ini saya tidak sependapat dengan ungkapan “MATI SATU TUMBUH SERIBU”. Bayangkan saja apabila saya kehilangan satu celana, lalu digantikan dengan seribu celana. Siapa yang mau mencuci sampai tahap menstrika ?
Oleh : Bang Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar