Kamis, 27 Januari 2011

Penasaran Berakhir Keluhan

Courtesy sergaptkpn.wordpress.com
Ini cerita disuatu hari, dimana para pekerja maupun anak sekolah memiliki hari tanpa kewajiban formalnya. Ini kisah dimana saya menggeluti hari ditemani seorang bocah kecil. Jadi begini ceritanya. Suatu pagi yang lumayan sudah menjadi siang, saya diperintahkan ibunda untuk membeli sesuatu dipusat perbelanjaan yang tidak begitu besar, tetapi ibunda gemar berbelanja disitu. Tidak begitu jauh sih dari rumah, ya kalau naik motor enggak pakai rem mungkin lima belas menit sampai, itu juga kalau enggak nabrak. Dan sialnya adik saya yang masih menjajaki dunia pertamankanak-kanakan itu mendengar perbincangan kami. Dan ia pun memutuskan untuk ikut berperang. Terjadilah sudah bonceng membonceng antara saya dengan bocah kecil itu.

Sesampainya disana terlihat banyak pasang mata yang memenuhi sesak pusat perbelanjaan ini, hah untungnya saja ibunda hanya menyuruh membeli sesuatu tidak sampai membuat saya keteteran mencarinya. Hanya beberapa benda saja. Setelah saya mendapati mereka semua itu, tiba-tiba saja bocah ini menarik-narik baju saya seraya berucap “bang adam, aku mau maen game dilantai dua dong !!”, akh ada-ada saja permintaan anak ini. Yasudahlah saya menaruh belanjaan tadi tepat disamping tangga perbelanjaan itu dan bergegas menuju lantai dua, yaitu pusat permainan. Bayar tuh barang nanti saja selesai ngajak bocah satu ini puas main.

Ambil secarik uang bernominal sepuluh ribu, lalu beri ke loket, saya dapat delapan koin yang akan saya masukan kedalam mesin mainan disini. Kamipun mulai menghampiri mainan ini satu persatu, seiring melangkah menghilang juga satu persatu koin ditangan saya. Ada salah satu permainan yang adik saya tidak mau memainkannya tetapi malah menyuruh saya untuk bermain. Okelah hitung-hitung refreshing, masukan dua koin untuk bermain, wah kelihatannya cukup mudah. Errrggghhh .. kenapa saya bisa kalah sama permainan seperti ini. Oke saya coba kembali memasukkan koin dan hasilnyapun nihil kembali. Adik saya kembali menarik saya memberi kode untuk pindah mainan, oke deh, “buat lu mainan, tunggu kedatangan gua kembali” gumam saya kepada mesin itu.

Sudah kesana-sini akhirnya adik saya memutuskan untuk bermain mancing-mancingan yang sekali bayar bisa main sepuas waktu. Biarin deh, biar enggak ngoceh ini itu lagi. Hmm saat saya menemani dia bermain, terpikir kembali dendam yang belum terbalas dengan permainan tadi. Saya langsung bergegas menghampiri kasir dan mendapati koin-koin untuk “menghajar” mainan tadi.  Tidak terasa sudah hampir setengah jam berlalu koin ditangan juga sudah tidak menampakkan wujudnya lagi. Dan saya juga belum bisa mengakhiri permainan itu dengan senyuman. “Mainan sialan !!!” gertak saya. Adik saya masih asik kelihatannya, saya hampiri dia sambil mengajak dia untuk pulang.Diapun mau. Kami turun kebawah terus pergi kekasir untuk membayar belanjaan yang tadi sempat saya tinggal.

Sudah berada diluar toko, saya berhenti sejenak lalu menghampiri kursi panjang yang dalam kondisi kosong, sambil membeli dua botol minuman, panas sekali siang ini. Setelah menghitung-hitung pengeluaran. Akhh damn !!! Saya sudah membuang uang sebanyak tiga puluh lima ribu hanya untuk memainkan mainan sialan tadi, hal bodoh apa yang sudah saya lakukan. Miris sekali nasib saya siang ini. Awas kalau saya kaya nanti, saya akan kembali untuk menuntut balas kekalahan hari ini. Akhirnya kamipun pulang, dan saya masih merasakan ada suatu ganjalan pada hati saya yang tidak merelakan kejadian tadi telah saya kecap. Benar-benar menyakitkan. Sekali lagi “MAINAN SIALAN !!!”.

Oleh : Bang Adam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar